Perang Belanda (1672-1678): Konflik dan Dampaknya di Nusantara
Perang Belanda antara 1672-1678 merupakan konflik penting yang memengaruhi kekuasaan kolonial dan hubungan internasional di Asia dan Eropa.
Perang Belanda antara 1672-1678 merupakan konflik penting yang memengaruhi kekuasaan kolonial dan hubungan internasional di Asia dan Eropa.
Perang Polandia-Turki (1671-1676) merupakan konflik penting yang mempengaruhi hubungan politik dan wilayah di Eropa Timur, menandai periode ketegangan dan perubahan kekuasaan.
Perang Devolusi 1667-1668 adalah konflik penting antara Belanda dan Inggris yang mempengaruhi kekuasaan kolonial di Asia dan Afrika, menandai perubahan dinamika kekuasaan Eropa.
Perang Saudara Nepal 1996 berlangsung selama bertahun-tahun, menandai konflik serius antara pemerintah dan gerakan Maois, mengubah lanskap politik dan sosial negara.
Perang Saudara Kongo 1998 menandai konflik berdarah yang mengubah wajah politik dan sosial negara, menimbulkan dampak jangka panjang bagi rakyat dan stabilitas regional.
Perang Chechen II tahun 1999 menandai konflik intensif antara Rusia dan Chechnya, memperlihatkan ketegangan dan dampak jangka panjang bagi kedua pihak.
Perang Saudara Pantai Gading 2001 menandai konflik berdarah yang mempengaruhi stabilitas dan kehidupan masyarakat, menyoroti tantangan politik dan sosial di negara tersebut.
Konflik Darfur 2003 di Sudan memicu krisis kemanusiaan yang parah, mempengaruhi jutaan warga dan menimbulkan dampak sosial serta politik yang signifikan.
Pada 2008, konflik militer Israel terhadap Palestina Hamas memunculkan ketegangan dan dampak besar di wilayah Gaza, menyoroti kompleksitas konflik Israel-Palestina.
Perang Telinga Jenkins (1739–1748) adalah konflik penting yang menandai ketegangan antara Inggris dan Spanyol di kawasan Amerika Selatan, memengaruhi jalur perdagangan dan kekuasaan kolonial.