Perang Anglo-Maratha Kedua merupakan salah satu konflik penting dalam sejarah India kolonial yang berlangsung pada awal abad ke-19. Perang ini terjadi antara kekuatan Inggris, yang diwakili oleh British East India Company, dan konfederasi Maratha yang terdiri dari berbagai negara bagian dan penguasa lokal di wilayah India Tengah dan Barat. Konflik ini tidak hanya berkaitan dengan perebutan wilayah dan kekuasaan, tetapi juga mencerminkan proses penegakan dominasi Inggris di subkontinen India yang semakin menguat. Perang ini menandai fase penting dalam ekspansi Inggris yang akhirnya mengarah pada pengendalian penuh atas India.
Latar Belakang dan Penyebab Perang Anglo-Maratha Kedua
Perang Anglo-Maratha Kedua dipicu oleh ketegangan yang meningkat antara Inggris dan konfederasi Maratha yang sebelumnya telah mengalami konflik di masa lalu. Setelah kemenangan Inggris dalam Perang Anglo-Maratha Pertama (1775–1782), hubungan antara kedua pihak tetap tegang karena Inggris berusaha memperluas pengaruhnya di wilayah Maratha dan mengamankan jalur perdagangan serta wilayah strategis. Di sisi lain, Maratha berusaha mempertahankan kekuasaan dan wilayahnya dari ancaman ekspansi Inggris. Selain itu, adanya ketidakpuasan di kalangan penguasa Maratha terhadap perjanjian damai yang dianggap merugikan mereka, serta ambisi Inggris untuk menguasai pusat-pusat kekuasaan Maratha seperti Pune dan wilayah sekitarnya, turut memicu konflik. Ketegangan ini akhirnya meletus menjadi perang terbuka dengan berbagai bentrokan militer dan diplomasi yang kompleks.
Dampak dan Perkembangan Konflik dalam Perang Anglo-Maratha Kedua
Perang Anglo-Maratha Kedua berlangsung selama beberapa tahun, dari 1803 hingga 1805, dan menandai periode ketegangan yang intens antara kedua kekuatan. Konflik ini menyaksikan berbagai pertempuran besar, termasuk pengepungan dan serangan terhadap wilayah strategis, serta pertempuran di medan perang yang menentukan. Dalam prosesnya, Inggris berhasil memperluas wilayah kekuasaannya di India, termasuk penguasaan atas daerah penting seperti Delhi dan wilayah sekitarnya, yang memperkuat posisi mereka di kawasan tersebut. Perang ini juga memperlihatkan ketidakstabilan internal dalam konfederasi Maratha, yang mengalami perpecahan dan kekalahan militer. Pada akhirnya, perjanjian damai yang ditandatangani setelah konflik berakhir memberi Inggris pengaruh yang lebih besar di India dan memperkuat posisi mereka sebagai kekuatan dominan di wilayah tersebut, menandai langkah penting menuju pengendalian penuh atas India yang akan terjadi di kemudian hari.